SISWAKU

Sudah hampir setaun.Aku dipanggil "ibu" tapi aku belum menikah.
Aku dihampiri dan dicium tangannya oleh anak-anakku.
Merasa kurang begitu pantas menerima itu semua.

Bukan hanya itu, mereka senantiasa berkerumun mendekatiku menceritakan keluh kesahnya.
Betapa mereka sangat hormat kepadaku.
Layaknya aku orang tua keduanya.

Siswaku, anak-anakku.
Bahagianya menjadi kamu.
Ada dimasa kalian bisa tertawa lepas, mengeluh, dan berjuang (mencapai prestasi) bersama kawan-kawanmu.

Kelak kalian lah yang meneruskan jejakku.
Jika aku sudah rapuh, bahkan tak lagi mengenali kalian.
Ilmuku yang akan membawa ku kembali mengenalimu (lagi).

Mungkin seperti ini:
A: "Ibu, dulu aku tidak bisa membaca. Sekarang aku sudah bisa membaca".
B: "Ibu, aku dulu sangat bandel. Tak pernah mendengar nasehatmu. Tapi sekarang aku baru sadar, disiplin itu sangat perlu".
C: "Ibu, aku ingin kembali ke masa SMA /SMK ku dulu ibu".

Ahh.. semoga kalian bisa dibanggakan.
Dan ini awal pencapaianku.
Kalian yang terbaik.
Putera-puteri harapan bangsa.
Kami bangga memiliki mu..