Aku, Kamu, dan KetakutanNya ♥

Kamu tau knapa Tuhan menciptakanmu lebih dulu dibanding aku? Tuhan menciptakamu lebih dulu untuk merasakan indahnya dunia lebih dahulu dibanding aku. Setelah itu, barulah aku yang diciptakan Tuhan. Untuk kemudian kau tunjukan keindahan Tuhan itu. Memang benar dunia ini indah, tapi lebih indah lagi "aku berada didalam perut ibu (lagi)". Didalam perut ibu, aku tidak merasakan "balada kehidupan yang keras dan seleksi hati oleh kaum adam". Semacam perlindungan tiada batas, mungkin hanya alunan musik klasik atau bahkan senandung ayat-ayatNya yang ku dengar. Bukan obrolan orang-orang tentang kehidupan ini. Arghhhhhhh manusia, kau ini. Dengan dosa aja kau tidak takut. Lalu bagaimana dengan aku dan kamu? 



"Seseorang yang bukan mukhrim yang mempunyai niatan baik tetapi sudah kesana kemari bersama? Bagaimana hukumnya? Sama kah dengan mereka yang bergunjing? atau bahkan sama hukumnya dengan mereka (kaum adam) yang menyakiti atau menyeleksi kaum hawa? (saya buta hukum-hukum beginian *maaf jika salah*) hehee :)".



Aku dan Kamu, berawal dari pembicaraan ringan dan berlanjut ke pembicaraan masa depan. Itu seperti petir di siang hari tanpa hujan lebih dulu. Mungkin aku juga dulu pernah merasakan yang namanya perkenalan sama halnya dengan kamu. Tapi kali ini?? Aku, Kamu, dan Rasa takut ini (karena yang maha kuasa) menjadi pembatas paling tebal untuk ke depan. Ingin tidak melakukannya (walaupun hanya berdekatan). Takut denganNya.. :(

Di era 2014, ada yang seperti ini? Aduhhhh... aku ini. Ibu, terkadang memang benar nasehatmu. Untuk menjaga perhiasanmu, kau tak perlu tempat mahal yang dijual di Toko. Kau hanya cukup menjaga "anak perempuanmu dirumah". Supaya anak perempuanmu tidak ikut merasakan "balada kehidupan yang keras dan seleksi hati oleh kaum adam". 

Benar katamu bahwa seorang pria bukan mukhrim akan mendatangi perhiasanmu didalam rumah menemui walinya dan meminang perhiasan itu untuk dijadikan perhiasan dunia dan akhirat, menjadi bidadari surga. Dan sepertinya aku sudah tidak termasuk didalamnya. Hihihii sangat susah untuk menggunakan kerudung sesuai sar'i, tidak berkerumun dengan mereka yang bukan mukhrim, dan tidak ikut bergunjing dengan mereka. Terkadang, aku masih perlu memperbaiki akhlakku. Tapi nanti setelah aku dan kamu bersama. Biar kamu yang memmbimbingku. 

Menuju sebuah legalitas suatu hubungan (pernikahan) yang sah menurut agamaku, menurutku masih perlu adanya perkenalan. Walaupun tidak sesuai dengan ajaran agamaku sih. Aku cenderung nasional tapi punya rasa takut yang luar biasa. Karna aku terbiasa dengan didikan yang sarat dengan syariatNya. Lebih tepatnya aku yang mental karna didikan itu, dan sekarang justru malah "setengah-setengah jadinya tidak baik" hehe :)

Hingga pada suatu ketika aku bertemu dan dekat dengan beberapa kaum adam. Dan salah dua dari mereka ternyata menghalalkan "seleksi kaum hawa". Aghhhh... aku mental dari lingkaran pertemuan dak kedekatan itu. Aku tersisih dan sakitnya bukan main. Oh.. Tuhan, knapa aku tidak nurut dengan kata ibu?? *seperti ini seterusnya*. Sepertinya kalau anak muda bilang sih "senjata makan nyonya". hehe :) 

Ini seperti balada menjadi drama. Sampai pada akhirnya Tuhan mempertemukan aku dengan kamu. Yang membawa niat baik untuk kita. Seperti yang ku ceritakan diawal tadi. Menjalani perkenalan, dekat dan kemudian takut karenaNya. Bukan kenapa-kenapa. Aku masih ingin jadi "wanita penghuni surgaNya". Walaupun mungkin udah masuk daftar ke neraka lebih dulu. Karena aku tak senurut serta semulia putri Rosullulloh (Siti Maryam). 

Dalam sujudku, aku selalu berdoa untuk yang terbaik, terbaik dan terbaik.. (untuk kita). Semoga kamu bukan kaum adam yang sama seperti mereka. Karena aku percaya jodoh, tapi aku tidak percaya "Aku tulus mencintaimu selamanya" *MODUS* hehee aku menungguMu dibulan Maret, sesuai janjimu dan semoga kedepan sesuai rencanamu dan keluargamu. Percayalah, "aku mencintaimu dalam diam" aku hanya takut denganNya. Jadi kamu mengertilah dengan ini. Untukmu calon imamku. Langgeng ♥